Kamis, 03 Juni 2010

Unpredictable

Kemarin pagi, cepat-cepat aku berkemas. Mau taklim Kamis-an di kantor. Maula, anakku yang usianya 19 bulan, sudah bangun tepat azan subuh. Sepertinya dia tahu, "ibu berangkat lebih pagi setiap Kamis".

Suamiku pun sudah ready dengan motor antiknya di depan pagar.
Si mba juga sudah hapal. Sederet pesan, ku sampaikan padanya. Intinya setiap Kamis pagi, semua aktivitas dimulai lebih dini.

Sambil merapikan kedudung aku keluar rumah.
Clup. Aku sudah nangkring di motor ayah.

Masih terasa sejuknya udara di Depok, dalam waktu 7 menit aku sampai di St. Depok Lama. Baru saja kubeli karcis, petugas PT KAI mengumumkan kereta jurusan Tanah Abang batal berangkat. Penumpang dapat memilih kereta berikutnya yang baru datang 45 kemudian.

Telat lagi taklim ku pagi ini.

Sudah beberapa minggu jadual KA ekonomi favoritku, tidak jelas. Macam-macam kendala si ular besi ini batal jalan. Ada gangguan teknis, tidak ada rangkaian, sedang pengisian angin untuk rem, dll.

Apapun alasannya, aku sering terlambat. Yang akhirnya timbul adalah rasa bersalah pada anak, suami dan mba karena harus rush-rush-rush, pada kantor karena jamnya kerap ku "korupsi", dan pada diri sendiri yang kehilangan waktu untuk menambah ilmu.

Semoga ini tak berlangsung lama.

Senin, 24 Mei 2010

Oleh-oleh

Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, kepergianku ke Bandung kemarin membawa semangat baru. Pelatihan Profesional Writing selama dua hari setidaknya menumbuhkan semangatku untuk lebih rajin menulis, lalu masukkan ke blog.

"Berbagi ilmu dan kebaikan dari hal yang terkecil," begitu kata suamiku.

Oleh-oleh dari Bandung yang kubawa untuk teman-teman di kantor kali ini bukan brownis kukus atau plastic bag berstempel factory oultet berisi baju, melainkan semangat yang lebih abadi.

Bismillah. Mulai dari sekarang ikut membangun negeri, mulai dari pribadi yang masih banyak kekurangan ini. Amin